Sejarah Kesusatraan Inggris Abad 20

Sastra modern adalah sebuah awal gerakan yang didominasi oleh Eropa di awal abad 20 yang ditandai dengan kebangkitan bentuk estetika tradisional. Mewakili perubahan radikal dalam kepekaan budaya pada priode Perang Dunia I, sastra modernis berjuang dengan dunia baru materi pelajaran yang dibawa oleh dunia yang semakin maju dan global.
Sastra modern merupakan gaya baru dalam kekusastraan inggris yang berusaha keluar dari fase romantisme dan realism. Pada zaman ke-20 ini perkembangan karya demi karya yang di buat dengan beragam genre dan tema-tema khas yang diceritakan dengan tekhnik penceritaan yang unik, menjadi salah satu materi yang menarik untuk dianalisis dan dikaji lebih dalam.
Pada abad ke 20 ini Karya demi karya berkembang dari zaman ke zaman, mulai dari puisi, prosa, dan essay yang ditulis oleh beberapa penulis yang terkenal pada zaman tersebut seperti : Dame Edith Sitwell dan Catherine Mansfield.
Karakteristik kesusatraan abad ke-20
Juxtapotition (kesejajaran), ironi dan satir adalah elemen yeng ditemukan pada tulisan modern. Gaya penceritaan yang paling khas dari tulisan modern adalah seringnya ditemukan gaya penarasian orang pertama. Berbeda halnya dengan tulisan klasik yang memiliki awal, tengah, dan akhir, tulisan modern dinarasikan dengan gaya yang kompleks dan biasanya diakhiri dengan klimaks yang menggantung. Hal ini membuat pembaca bingung dengan apa yang seharusnya mereka ambil dari karya tersebut.
Tulisan modern biasanya sangat sulit untuk dipahami karena banyaknya fragmentasi dan kurangnya keringkasan tulisan. Alur dibuat sedimikian rupa sehingga terlihat kompleks dan terkesan terpecah-pecah. Tema umum yang sering menjadi rujukan pada periode ini adalah tentang penolakan sejarah, system social dan kesepian.
Penulis-penulis perode abad ke-20
1) Dame Edith Sitwell
Edith Sitwell lahir di Scarborough, North Yorkshire. Dia merupakan sulung dari tiga bersaudara. Adik- adiknya Osbert (1892–1969) Sacheverell Sitwell (1897–1988) yang keduanya merupakan penulis terkemuka, figure dari seorang sastrawan terkenal pada zaman tersebut. Ayahnya George Sitwell merupakan sorang ahli ilmu genealogy (ilmu sislsilah keturunan) dan ibunya Lady Ida Emily Augusta Denison.
Dia merupakan seorang penulis puisi yang terkenal pada kesusastraan inggris abad ke-20. Selama perang dunia II ia telah menulis beberapa puisi, seperti: Street Songs (1942), The Song of the Cold (1945) and The Shadow of Cain (1947).
Selain puisi, Sitwell pun pernah menulis sebuah buku tentang Elizabeth I yaitu Fanfare for Elizabeth (1946) dan
The Queens and the Hive (1962). Ia selalu mengakui bahwa dia menulis cerita dengan sederhana dan untung mengambil keuntungan. Buku-buku yang sangat laris pada masa itu adalah
English Eccentrics (1933) dan Victoria of England (1936).
2) Katherine Mansfield
Katherine Mansfield lahir di Wellington, Selandia Baru, dalam keluarga kelas menengah kolonial. Ayahnya, Harold Beauchamp, adalah seorang bankir dan ibunya, Annie Burnell Dyer. Dia tinggal selama enam tahun di pedesaan Karori. . Pada usia sembilan tahun cerita pertamanya diterbitkan. Ceritanya berjudul 'Enna Blake' itu muncul dalam The Reporter High School di Wellington.
Katherine merupakan penulis paling berbakat pada kesusatrsaan abad ke-20. Dia menulis empat cerita yang diterbitkan dalam beberapa bulan berturut-turut pada tahun 1907-an di Companion Melbourne. Dia menggunakan nama samaran Julian Mark (untuk salah satu cerita yang diterbitkan di Teman Native), K. Bendall, Matilda Berry.
Analisis
Perkembangan kesusastraan yang terus berkembang mengikuti arus zaman, telah sampai pada fase modern yang dipengaruhi arus globalisasi. Pada abad ke-20 ini gaya-gaya khas yang diperlihatkan oleh beberapoa penulis pada zaman tersebut, memberikan ragam dan style pada kesusatraan itu sendiri.
Tulisan-tulisan pada abad ke 20 ini memiliki tema yang beragam, mulai dari kehidupan social bahkan hala-hal yang bersifat konrtoversial pun hadir pada ranah kesusatraan pada zaman tersebut.
Puisi dan prosa merupakan dua macam genre sastra yang banyak ditulis. Dalam kedua genre tersebut hadir beberapa nama yang terkenal dan cukup diperhitungkan yaitu kristhine menfield, dan Dame Edith Sittwel. Di bawah ini merupakan Puisi W.H Auden sebagai pembanding yang juga ada di sekitar abad tersebut:
That night when joy began
Our narrowest veins to flush,
We waited for the flash
Of morning's levelled gun.
But morning let us pass,
And day by day relief
Outgrows his nervous laugh,
Grown credulous of peace,
As mile by mile is seen
No trespasser's reproach,
And love's best glasses reach
No fields but are his own.
November 1931
["Five Songs" II --Collected Poems (ed. Mendelson)]
Copyright (c) 1976, 1991 The Estate of W. H. Auden
Berbeda dengan Auden, Sitwell dan Menfield lebih terkenal dalam genre prosa. Sitwell terkenal sebagai penulis konroversial yang menulis tentang ratu Elizabeth sedangkan menfield seorang penulis berbakat dan dianggap paling berbakat pada abad tersebut. Salah satu karyanya adalah :
"Henry was a great fellow for books. He did not read many nor did he possess above half a dozen. He looked at all in the Charing Cross Road during lunch-time and at any odd time in London; the quantity with which he was on nodding terms was amazing. By his clean neat handling of them and by his nice choice of phrase when discussing them with one or another bookseller you would have thought that he had taken his pap with a tome propped before his nurse's bosom. But you would have been wrong." (From 'Something Childish But Very Natural')
Kesimpulan
Gaya penceritaan yang kompleks dan penarasian yang tidak sederhana serta tema-tema baru menajdi warna dalam kesusastraan abad ke-20. Selain itu hadirnya perantara digital pun menjadi salah satu factor pendukung berhasilnya penyebaran sastra pada zaman tersebut. Pada zaman tersebut kesusatraan telah sampai pada fase yang selanjutnya dikenal dengan fase modernism.
Berikut ini adalah karakteristik Modernisme:
Ditandai dengan mati suri dan disengaja. Hal Ini termasuk reaksi keras terhadap ditetapkan agama pandangan politik, dan sosial.
Tidak ada yang namanya kebenaran mutlak. Segala sesuatu adalah relatif.
Tidak ada kaitannya dengan sejarah atau lembaga. Pengalaman mereka adalah bahwa keterasingan, kehilangan putus asa, dan. Kejuaraan individu dan perayaan kekuatan batin.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment