Mengapa Harus Memilih Fakultas Sastra

Di Indonesia, jurusan Sastra bisa disebut sebagai jurusan kurang populer namun tetap punya peminat, terutama Sastra Asing. Kalau Sastra Indonesia sendiri, peminatnya bisa dibilang kecil. Kecilnya jumlah peminat jurusan sastra tidak lain karena ‘label’ pada jurusan ini, misalnya : harus jago nulis, kutu buku, masa depan gak jelas, introvert dan lainnya.
Eits… tunggu dulu. Kamu yang menilai seperti itu, udah pernah masuk jurusan Sastra belum? Atau kamu punya temen yang masuk jurusan Sastra nggak? Penilainmu itu salah, nggak semua anak Sastra itu seperti ‘label’ yang dilekatkan pada jurusan mereka, justru mereka itu anti-mainstream karena masuk jurusan yang nggak banyak peminatnya.
Tapi, artikel ini bukan mau membahas tentang sisi lainnya Mahasiswa Sastra, tapi kenapa kamu harus mendapatkan cinta dari Mahasiswa Sastra. Ya, alasan kenapa kamu harus memperhitungkan punya pacar mahasiswa Sastra.

1. Mereka adalah Penyabar Tingkat Tinggi

Kebanyakan Mahasiswa Sastra pasti awalnya merasa keren banget bisa masuk di jurusan Sastra yang anti-mainstream. Tapi, setelah itu, mereka akan lebih sering mendengar komentar ‘pedas’ dari keluarga, sahabat bahkan mahasiswa jurusan lainnya. Misalnya,
“Masuk jurusan Sastra, mau jadi apa?” (Jurusan Sastra secara Umum)
“Belum bisa bahasa Indonesia ya?” (Jurusan Sastra Indonesia)
“Kan bisa les privat, ngapain harus kuliah? 4 Tahun lagi” (Jurusan Sastra Asing – Inggris)
“Emang mau jadi TKI ke Arab?” (Jurusan Sastra Arab)
Mahasiswa Sastra sudah membiasakan telinga dan hati mereka untuk menerima komentar sepedas itu.
Ingat! Sabar itu ilmu tingkat tinggi. Belajarnya setiap hari, latihannya setiap saat, ujiannya sering datang mendadak.
Jadi, kalau sewaktu-waktu ada kabar angin yang bilang kamu selingkuh. Mereka tidak akan begitu saja percaya, mereka akan sabar dan bersikap masa bodo sampai ada bukti yang akurat. Tapi, jangan pernah menyalahgunakan sifat baik dari mahasiswa Sastra yang satu ini ya.


2. Kuliah Mereka Asyik

Kamu masih mengira kalau mahasiswa Sastra itu cuma nulis cerpen dan puisi doang? Salah! Di semester-semester awal, kuliah mereka bisa disebut menyenangkan. Belajar ilmu bahasa macam linguistik, sintaksis, fonologi dan sebagainya.
Kalau anak teknik menganalisa bangunan, anak komputer menganalisa program, anak kedokteran menganalisa tubuh manusia. Maka, anak sastra menganalisa karya sastra, puisi, novel, cerpen, lirik lagu hingga film. Seru gak?
Karena kuliah mereka yang menyenangkan, apalagi mereka memang suka sastra. Mereka tentunya nggak akan stress berat untuk ngerjain tugas, jadi masih punya waktu buat kamu.


3. Mahasiswa Sastra, Romantisme Tak Terduga

Karena kuliah mereka yang asyik itu, mereka tumbuh menjadi pribadi yang em… gimana bilangnya ya… UNEXPECTED. Semua hal bisa dilakukan secara spontan dan seru. Karya-karya sastra apapun itu misalnya puisi, lirik lagu bahkan dua bait syair bisa dibuat jadi sangat romantis oleh mereka. Hal ini karena memang kemampuan merangkai kata mereka.
Buat kamu yang suka digombalin atau suka denger kata-kata manis dari pasangan, cocok banget deh pacaran dengan Mahasiswa Sastra. Secara tidak langsung, biasanya karena sering menganalisa karya sastra, dengan sendirinya, kata-kata mereka menjadi lebih manis.

4. Enak Diajak Ngobrol

Punya pacar Mahasiswa Sastra itu enak lho. Mereka adalah orang-orang yang enak banget diajak ngobrol panjang lebar, atau dalam bahasa yang lebih kasar, kebanyakan dari mereka itu ‘cerewet’. Pengetahuan mereka luas, bukan cuma soal sastra, mereka bisa kamu ajak ngobrol tentang berbagai hal tentang dunia indah ini.
Bagi mereka, yang penting hubungan kalian baik-baik saja, biarkan saja orang berkata apa. Mungkin ini karena pengaruh dari sebuah pepatah lama yang mereka dalami.

“Anjing menggongong, Kafilah tetap berlalu”

5. Masa Depan Mereka Cerah

Selama si Mahasiswa tidak males-malesan dan tidak selalu menganggap dirinya salah jurusan. Maka, mahasiswa jurusan Sastra punya masa depan yang cerah. Banyak pekerjaan ‘kelas berat’ yang siap menampung mereka misalnya penerjemah, penulis kreatif, copywriter dan banyak lagi. Jangan salah, penulis kreatif dan copywriter profesional di luar negeri punya gaji diatas PNS Golongan IV A.
Selain pekerjaan-pekerjaan itu, mereka, para mahasiswa sastra masih bisa memilih pekerjaan sesuai passion mereka. Contohnya, lulusan Sastra Inggris yang satu ini.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment