Penggunaan Conditional Sentences Dalam bahasa Inggris

Dalam Bahasa Inggris, ada yang namanya kalimat ‘Conditional Sentences’, atau yang biasa kita kenal dng sebab-akibat, rencana-konsekuensi, dsb. Masalahnya, belum semua kita paham pola dan waktu penggunaan jenis kalimat ini. Oleh karena itu, kali ini mari kita belajar Conditonal Sentences. :) Sebelum lanjut baca, yuk, basmallah dulu. Biar paham dan berkah..
Sebelumnya, saya ingatkan dulu bahwa dalam conditional sentence, ada yang namanya main clause (klausa utama/induk), ada yang namanya sub clause (klausa anak). Main clause bisa berdiri sendiri, sedangkan sub clause ga bisa (makanya perlu adanya ‘main clause’). Terus kalau sub clause itu cirinya ia diawali dengan ‘if’.
Krn conditional sentence ini adalah ‘kalimat berkondisi’, maka ada istilahnya ‘kenyataan’ dalam setiap kalimatnya (tipe II dan III). Artinya terdapat kondisi rill di balik kalimat tersebut (kenyataan di baliknya). Nanti kita jelasin lagi.
Ada tiga tipe conditional sentence:

Tipe I
--> It is possible and also very likely that the condition will be fulfilled. 
Structure: [Simple Future Tense + IF + Simple Present Tense] atau [IF + Simple Present Tense + Simple Future Tense]
Grammar: [Main clause + sub clause] atau sebaliknya. Dengan main clause adalah future, sub clause adalah present.
Guna: Menunjukkan rencana, artinya apa yang akan terjadi jika terjadi sesuatu. Jadi, kita pakai saat kita memprediksi/merencanakan sesuatu di masa depan. Dengan memberikan syarat/ketentuan agar rencana tersebut terlaksana.
Contohnya:
I will buy you a new bicycle. --> Rencana.
You succeed on your exams. --> Sebab/syarat.
==> Nah, kalo ini digabungkan, jadinya:
-          I will buy you a new bicycle if you succeed on your exams. (Kl main clause duluan ga pake koma)
-          If you succeed on your exams, I will buy you a new bicycle. (Kl sub clause duluan pake koma)
Clara will die.
You hate Clara.
==> Kl digabungin, jadinya:
-          Clara will die if you hate her. (Clara di-refer jadi ‘her’ untuk hemat kata, ya)
-          If you hate Clara, she’ll die. (Clara di-refer juga, jadi ‘she’. Bukan ‘her’ karena ia sebagai subjek, kl yang contoh di atas, di sub clause posisi Clara sebagai objek. Paham, ya?)

Tipe II
--> It is possible but very unlikely that the condition will be fulfilled. 
Structure: [Past Future Tense + IF + Simple Past Tense] atau [IF + Simple Past Tense + Past Future Tense]
Grammar: [Main clause + sub clause] atau sebaliknya. Dengan main clause adalah future, sub clause adalah present.
Guna: Menunjukkan pengandaian, artinya ‘khayalan kita’ tentang apa yang akan terjadi jika ‘khayalan’ kita yang lain terjadi. Jadi, kita pakai saat kita mengumpamakan sesuatu yang tidak terjadi dan tidak nyata, cuma khayalan doang. Artinya, dalam pandangan pembicara, sesuatu itu takkan terjadi.
Contohnya:
I would buy you a new bicycle. --> Rencana khayalan.
You succeeded on your exams. --> Sebab/syarat (khayalan).
==> Kl digabungin, jadinya:
-          I would buy you a new bicycle if you succeeded on your exams. (Di sini, pembicara tidak percaya si ‘you’ akan berhasil di ujian. Oleh karena itu ia menggunakan tipe II, artinya yang ia omong ini tidak akan terjadi)
-          If you succeeded on your exams, I would buy you a new bicycle.
-          So, kenyataannya: You will not succeed on your exams.
I would climb the Himalaya Mountains.
I were you. (Khayalan) --> Kenapa pake ‘were’? bentar baca ini dulu. Hhe.
==> Gabungannya:
-          I would clime the Himalaya Mountains if I were you. (karena si ‘I’ ga mungkin jadi ‘you’, maka ia pake tipe II)
-          If I were you, I would clime the Himalaya Mountains.
-          Kenyataannya: I am not you.
Ketika kita menyatakan sesuatu yang tidak mungkin, semua to be (termasuk orang ketiga tunggal) harus dalam bentuk ‘were’. Misalnya “If I were Oprah Winfrey,” (saya bukan Oprah Winfrey, ga mungkin jadi dia) atau “If you were my love.” (Kamu bukan cintaku, :p)
Begitu juga untuk kejadian ‘masa depan’ yang digambarkan dalam bentuk verb, pakenya ‘would’, ga bisa ‘will’ atau yang lain. Contohnya: Who would want to be your friend? (Siapa yang mau jadi temanmu?). ini beda dengan ‘Who will be your friend?’, karena kalau kalimatnya begitu berarti very likely to happen.

Tipe III
--> It is impossible that the condition will be fulfilled because it refers to the past. 
Structure: [Past Future Perfect Tense + IF + Past Perfect Tense] atau [IF + Past Perfect Tense + Past Future Perfect Tense]
Grammar: [Main clause + sub clause] atau sebaliknya. Dengan main clause adalah past future perfect, sub clause adalah past perfect.
Guna: Menunjukkan penyesalan, artinya ‘penyesalan kita’ tentang apa yang TELAH terjadi. Jadi, kita pakai saat kita menyesali yang sudah terjadi.
Jadi: Tipe l belum terjadi, kalau Tipe II tidak akan terjadi, sedangkan Tipe III sudah terjadi.
Contohnya:
I would have bought you a new bicycle. --> Konsekuensi.
You had succeeded on your exams. --> Penyesalan.
==> Kl digabungin, jadinya:
-          I would have bought you a new bicycle if you had succeeded on your exams. (Di sini, pembicara menyesali si ‘you’ yang tidak berhasil di ujian. Oleh karena itu ia menggunakan tipe III, artinya sebuah sesalan akan sesuatu yang sudah terjadi (ujiannya))
-          If you had succeeded on your exams, I would have bought you a new bicycle.
-          So, kenyataannya: You did not succeed on your exams.
I would have rescued you and you would have been safe here.
If I had known you were there.
==> Kl digabungin jadinya:
-          I would have rescued you and you would have been safe here if I had known you were there.
-          If I had known you were there, I would have rescued you and you would have been safe here.
-          Kenyataanya: I didn’t know you were there.

P.S: Untuk membuat kenyataan: yang sub clause-nya di ‘mundurin’ dikit. Misalnya kalau Past tense jadi present tense, kalau past perfect jadi past aja.
Contoh:
If you did it. --> Kenyataannya you don’t do it.
If you had done it. --> Kenyataannya you didn’t do it.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment